Sebagai upaya untuk meningkatkan kompetensi manajemen pendampingan dalam pelaksanaan program Pompanisasi, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien, Kodim Surabaya Timur menggandeng Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu (BPPSDMP) Kemeterian Pertanian Kota Surabaya melakukan pelatihan Manajemen Pendampingan Pompanisasi Bagi Pendamping lapangan.
Pelaksanaan pelatihan berlangsung di Kodim 0831/Surabaya Timur dengan diikuti oleh para Babinsa dari Kodim 0830 Surabaya Utara , Kodim 0831 Surabaya Timur dan Kodim 0832 Surabaya Selatan, Rabu (16/10/2024).
Sambutan Dandim 0831/Surabaya Timur Kolonel Inf Didin Nasruddin Darsono S.Sos., M.Han, yang diwakili Kasdim Letkol Inf Ahmad Fauzi, S. E ., M. Tr. (Han) Menyampaikan, rogram Pompanisasi merupakan upaya penting pemerintah dalam meningkatkan produktivitas pertanian, terutama dalam penyediaan sumber daya air untuk mendukung perluasan areal tanam.
"Teknologi pompanisasi membantu petani mengakses air untuk irigasi secara lebih efisien, khususnya di daerah yang jauh dari jaringan irigasi tradisional, Dalam hal ini, pendamping lapangan Babinsa sebagai memiliki peran strategis dalam mendampingi dan membimbing petani di lapangan", ujar Kasdim.
"Tugas Babinsa tidak hanya menjaga keamanan wilayah, tetapi juga turut serta dalam pembangunan ketahanan pangan di daerah masing-masing. Maka dari itu, pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi manajemen pendampingan dalam pelaksanaan program Pompanisasi, agar dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien", jelasnya.
Ditempat yang sama, Widyaiswara Ahli Madya Balai Besar Pelatihan Peternakan Batu (BPPSDMP) Kemeterian Pertanian Kota Surabaya Dr. Eko Saputro, S.Pt.Msi. berharap agar babinsa dan penyuluh dapat melakukan optimaslisasi pompanisasi, ’ ujar Eko.
“Kita harus kerja keras karena masih ada daerah yang kekeringan, sehingga membutuhkan pompa. Rekan Babinsa dapat mengimplementasikan dengan baik, bisa menguasai filosofi penggunaan pompa, bagaimana melakukan perawatan dan juga modifikasi sehingga bisa dioptimalkan dengan pompa tersebut. Dari pelatihan ini dapat dipraktikkan langsung dalam melakukan pendampingan kepada petani yang harapannya dapat mewujudkan swasembada pangan, ” imbuh Dr. Eko.
Tujuan utama dari pelatihan yang dilaksanakan ini adalah untuk meningkatkan pemahaman teknis peserta dalam pengoperasian pompa, pemeliharaan rutin, serta penanganan perbaikan yang diperlukan.
”Kolaborasi adalah kunci keberhasilan dalam manajemen pompanisasi serta Pemanfaatan teknologi ini diharapkan dapat mengurangi intervensi manual dan mempercepat respon terhadap perubahan kondisi operasional, ” pungkas Dr. Eko.